Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA en-US jtsa@utp.ac.id (Ir. Reki Arbianto, ST.,M.Eng., IPM., ASEAN Eng) paska.wijayanti@lecture.utp.ac.id (Paska Wijayanti, ST., M.Eng) Mon, 22 Jul 2024 13:11:57 +0700 OJS 3.1.2.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 PENGARUH PEMBERIAN SILICA FUME TERHADAP KEKUATAN TEKAN GROUT MORTAR DENGAN PENDEKATAN PRACTICAL MIXED DESIGN https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3123 <p>Penelitian mengenai pereduksi atau bahkan pengganti semen terus dikerjakan demi memperoleh material binder beton yang lebih ramah lingkungan. Silica fume adalah salah satunya karena kaya akan kandungan silika yang menyusun ikatan beton pada tingkatan molekuler. Sebagai tahap awal penelitian digunakan substansi yang lebih simpel daripada beton namun masih tersusun dari komposisi yang identik, yaitu grout mortar. Pendekatan practical mix design juga ditambahkan untuk menaksir kekuatan mortar di umur 7 dan 28 hari. Sedangkan prosentase silica fume digunakan pada rentang yang umum, yaitu 5%, 10%, 15%, dan 0% sebagai kontrol. Setelah dilakukan pengujian, hasil kuat tekan teoritis menunjukkan angka 33,43 MPa untuk umur 7 hari, dan 42,79 MPa pada umur 28 hari, yang mana mendekati hasil uji aktual, yaitu 30,2 MPa untuk 7 hari, dan 47,7 MPa untuk 28 hari. Sedangkan semua variasi silica fume menunjukkan penurunan kuat tekan yang konsisten baik di umur 7 maupun 28 hari. Adapun yang paling mendekati spesimen kontrol hanyalah variasi 5% pada umur 7 hari, dengan nilai sebesar 29,7 MPa. Kuat tekan terendah pada umur akhir pengujian didapat oleh proporsi 15%, dengan hanya mencapai 39,2 MPa.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> grout mortar, silica fume, mix disain praktis, kuat tekan</p> Aulia Rahman, Anisah Nur Fajarwati, Indah Ria Riskiyah, Mochamad Ardie Noegroho Copyright (c) 2024 Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3123 Mon, 22 Jul 2024 11:07:11 +0700 ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA GEDUNG BERTINGKAT DENGAN ANALISIS PUSHOVER BERDASARKAN ATC-40 https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3300 <p>Indonesia is an area prone to earthquakes. Earthquakes can cause infrastructure damage and casualties. Efforts are needed to reduce the risk of earthquake hazards by strengthening earthquake-resistant infrastructure. The design procedures for earthquake-resistant buildings are carried out using a performance-based design approach. Building performance can be estimated through non-linear static pushover analysis. This research takes a case study in Jongke Market, Surakarta. This research aims to determine the capacity curve, performance level, and structure collapse mechanism. The method used is pushover analysis with the capacity spectrum. The result of this analysis is a capacity curve that processed to determine the level of structure performance referring to the drift ratio limitation table in the Applied Technology Council (ATC-40). Based on the results of this research, displacement that occurred in the x direction is 92 mm and in the y direction is 77 mm. Building displacement is good because the displacement that occurred is smaller than the displacement limit (control). The total maximum drift in the x direction is 0.007 and in the y direction is 0.006. The maximum inelastic total drift in the x direction is 0.005 and in the y direction is 0.004. Based on the drift ratio limitation table in the ATC-40 document, this building has an immediate occupancy performance level. Based on the plastic hinge mechanism formed, the existing structure also meets the ideal collapse concept (strong column-weak beam).</p> Kukuh Kurniawan Dwi Sungkono, Ega Ayu Krisdianti, Gunarso Gunarso Copyright (c) 2024 Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3300 Mon, 22 Jul 2024 11:11:25 +0700 ANALISIS EFISIENSI BIAYA DALAM PENYEDIAAN AIR LAUT UNTUK OCEANARIUM KOTA: STUDI KASUS BXSea BINTARO https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3229 <p><em>This research focuses on assessing how to procure seawater for the BXSea Bintaro Oceanarium, which is located far from natural seawater sources. The two main options analyzed were the purchase of seawater directly from the coast and the creation of artificial seawater. The research method used in this study was conducted through a qualitative, case study approach by combining literature study, field observation, and the researcher's experience as an oceanarium designer, to gain an in-depth understanding of the technical, economic, and environmental aspects associated with both ways of seawater procurement. The results show that the use of native seawater is more economical and environmentally friendly than artificial seawater. Analysis of the initial costs, long-term operational costs, and logistical and environmental implications of both methods showed the superiority of direct seawater procurement. This method is not only efficient in reducing logistical complexity and initial investment, but also has minimal environmental impact. The conclusions of this study confirm that natural seawater procurement is a cheaper option than the use of artificial seawater. Artificial seawater is significantly up to 5.58 times higher than natural seawater.&nbsp; This study makes an important contribution to the literature of seawater resource management in educational and recreational facilities, and underscores the importance of a sustainable approach in oceanarium development.</em></p> Sidi Ahyar Wiraguna Wiraguna Copyright (c) 2024 Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3229 Tue, 23 Jul 2024 11:50:40 +0700 SISTEM OPERASIONAL BENDUNG BARAN DITINJAU DARI KETERSEDIAAN AIR https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3485 <p>Sebagian besar penduduk Indonesia bergantung pada pertanian sebagai sumber pangan, ketersediaan air irigasi dari suatu bendung dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan sektor pertanian serta menentukan tingkat ekonomi nasional. Bendung Baran mengairi daerah irigasi (D.I) dengan luas area 179 ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem operasi Bendung Baran terhadap ketersediaan air dan kebutuhan air irigasi. Metode yang digunakan yaitu metode FJ.Mock untuk menghitung ketersediaan air, metode KP-01 untuk menghitung kebutuhan air irigasi, dan metode imbangan air untuk menghitung simulasi operasi. Data hujan yang digunakan adalah Stasiun Waduk Cengklik selama 10 tahun (2013-2022), data klimatologi, data teknis Bendung Baran, dan skema/layout jaringan irigasi. Hasil perhitungan ketersediaan air mampu melayani kebutuhan air irigasi dengan debit bulanan rerata sebesar 2,73 m<sup>3</sup>/detik, dimana debit terbesar dibulan Januari sebesar 5,495 m<sup>3</sup>/detik dan debit terendah dibulan Agustus sebesar 0,93 m<sup>3</sup>/detik. Hasil perhitungan kebutuhan air irigasi menunjukkan debit rerata bulanan sebesar 0,44 m<sup>3</sup>/detik, dimana debit terbesar diperoleh sebesar 0,60 m<sup>3</sup>/detik pada periode kedua bulan Juni dan debit terendah diperoleh sebesar 0,21 m<sup>3</sup>/detik yaitu pada periode pertama bulan Maret. Hasil perhitungan simulasi operasi Bendung Baran menunjukkan ketersedian air dan kebutuhan air irigasi pada masa tanam padi tidak memenuhi pada bulan Juli dan Agustus. Hal ini dikarenakan minimnya curah hujan, terdapat beberapa jaringan irigasi yang rusak, dan adanya penimbunan sampah, sehingga hasil perhitungan perubahan volume tampungan ditambah dengan volume tampungan awal Bendung Baran berada dibawah tampungan minimum Bendung Baran.</p> Paska Wijayanti, Reki Arbianto, Sintia Kareri Laki Copyright (c) 2024 Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3485 Mon, 22 Jul 2024 00:00:00 +0700 ANALISIS INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PARIWISATA DI LABUAN BAJO, KABUPATEN MANGGARAI BARAT DAN KABUPATEN ENDE https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3492 <p>Pariwisata memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sektor unggulan di Nusa Tenggara Timur khususnya beberapa destinasi wisata sudah dikenal dunia, seperti Taman Nasional Komodo hingga ikon Taman Nasional Kelimutu yang menjadi salah satu pemasukan pendapatan daerah sektor&nbsp; pariwisata. Pekembangan pariwisata ditunjukan dari meningkatnya jumlah wisatawan setelah pendemi COVID-19 berakahir. Jumlah&nbsp; kunjungan wisatawan di Labuan Bajo, kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2022 meningkat sampai 69.20%&nbsp; dan kabupaten Ende pada tahun 2022 jumlah wisatwan meningkat 86,02%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kecukupan infrastruktur pendukung aktivitas pariwisata di Labuan Bajo, kabupaten Manggarai Barat dan kabupaten Ende. Pengumpulan data dilakukan di dua tempat yaitu Labuan Bajo, kabupaten Manggarai Barat dan&nbsp; kabupaten Ende secara langsung dengan menyebarkan kuesioner yang ditujukan kepada responden. Subjek dalam penelitian ini adalah 44 wisatawan mancanegara, wisatawan domestik dan <em>tour guide </em>untuk menilai kecukupan infrastruktur pariwisata di Labuan Bajo dan 44 wisatawan mancanegara, wisatawan domestik dan <em>tour guide </em>untuk menilai kecukupan infrastruktur pariwisata di kabupaten Ende.&nbsp; Instrumen penilaian menggunakan <em>American Society of Civil Engineers. </em>Hasil dari penelitian dari 44 responden menunjukan secara keseluruhan infrastruktur pendukung aktivitas pariwisata di Labuan Bajo, kabupaten Manggarai barat meperoleh <em>rating</em> ( 73,52%) dengan <em>grade</em> “Cukup”, sedangkan 44 reponden menunjukan secara keseluruhan infrastruktur pendukung aktivitas pariwisata di kabupaten Ende memperoleh <em>rating</em> (69,12%) dengan <em>grade</em> “Buruk”. Hasil perbandingan studi yang di lakukan pada tahun 2017 dan studi pada tahun 2023 infrastruktur pariwisata di Labuan Bajo, kabupaten Manggarai Barat menunjukan ada peningkatan. Peningkatan itu dilihat dari hasil akhir nilai rata-rata dari 12 infrastruktur yang telah dianalisis, yang mana infrastruktur pariwisata di tahun 2017 mendapat nilai akhir “D” (Buruk). Sedangkan infrastruktur pariwisata di Labuan Bajo, kabupaten Manggarai Barat di tahun 2023 mendapat nilai akhir “C” (Cukup) dengan <em>rating</em> 73.52.</p> Triapriono kaidu, Firnimus Konstantinus Bhara, Alfrendo Satriawan Kabupung Copyright (c) 2024 Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3492 Mon, 22 Jul 2024 00:00:00 +0700 PEMANFAATAN BUBUK GAMPING SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3618 <p>Penelitian tentang pemanfaatan bubuk gamping sebagai bahan substitusi atau pengganti semen pada campuran beton, bertujuan unuk mengetahui pengaruhnya terhadap sifat mekanik beton, yakni kuat tekan, tarik belah dan lentur beton. Bubuk gamping yang digunakan berasal dari batu gamping desa Lengko Lolok kabupaten Manggarai Timur dengan proporsi substitusi terhadap berat semen sebesar 0%, 5%, 10% dan 15%. Kuat tekan, tarik belah dan lentur beton diukur dengan pengujian pada beton usia 14 hari dan 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beton tanpa substitusi bubuk gamping mencapai kuat tekan rata-rata 20,2 MPa, sesuai dengan target yang direncanakan. Namun, penambahan bubuk gamping dari batu gamping desa Lengko Lolok, Kabupaten Manggarai Timur, umumnya menurunkan kuat tekan, kuat tarik belah, dan kuat lentur rata-rata beton. Meskipun demikian, penambahan bubuk gamping menunjukkan efek positif dalam mempercepat peningkatan kuat lentur beton pada usia awal.</p> Yohanes Laka Suku, Marselinus Y Nisanson, Maria Andriani Moi Copyright (c) 2024 Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3618 Mon, 22 Jul 2024 00:00:00 +0700 EVALUASI EROSI TANAH BERVEGETASI DENGAN ALAT RAINFALL SIMULATOR (TES EKSPERIMENTAL DI LABORATORIUM) https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3724 <p>Hujan adalah bagian dari siklus hidrologi yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan erosi.&nbsp; Penelitian di Kebun Kolektif TP PKK Kota Bandar Lampung mengindikasikan kekurangan unsur hara akibat erosi yang disebabkan oleh limpasan air hujan, ditambah dengan kondisi lahan yang cukup curam.&nbsp; Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh variasi kemiringan dan intensitas curah hujan terhadap laju erosi serta upaya pengendaliannya.&nbsp; Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah <em>rainfall simulator</em>.&nbsp; Hasil dari penelitian adalah laju erosi terkecil terjadi pada intensitas curah hujan 0,75 liter/menit dan kemiringan lereng 8% terjadi sebesar 0,04 Ton/Ha sedangkan laju erosi paling besar terjadi yaitu pada intensitas curah hujan 1,75 liter/menit dan kemiringan lereng 45% terjadi sebesar 0,59 Ton/Ha, terlihat bahwa intensitas curah hujan dan kemiringan lereng mempunyai pengaruh signifikan terhadap laju erosi tanah, laju erosi semakin meningkat seiring dengan kedua faktor tersebut.&nbsp; Kesimpulannya adalah curah hujan dengan intensitas tinggi dan kemiringan lereng yang curam meningkatkan laju erosi yang dapat merusak struktur tanah, sehingga perlu dilakukan teknik konservasi untuk mengurangi laju erosi dan menjaga kesuburan tanah, seperti pemeliharaan vegetasi penutup tanah dan penyuluhan teknik konservasi tanah bagi petani dan masyarakat.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Siklus Hidrologi, Vegetasi, Limpasan, Curah Hujan, Kemiringan Lereng</p> Iftasya Shafa Azzahra, Yuda Romdania, Ahmad Herison, Subuh Tugiono, Gung Bagus J Murda Copyright (c) 2024 Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3724 Mon, 22 Jul 2024 00:00:00 +0700 EVALUASI BANGUNAN PENGAMAN LERENG SUNGAI CILIWUNG RUAS KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS BERDASARKAN LOAD RESISTANCE FACTOR DESIGN https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3748 <h1>ABSTRAK</h1> <p>Dinding penahan tanah merupakan struktur yang biasa digunakan untuk menahan tanah dengan kemiringan lereng yang lebih curam melebihi yang dapat ditahan oleh tanah itu sendiri. Metode tersebut diterapkan pada lereng Sungai Ciliwung Ruas Kalibata yang menggunakan dinding penahan tanah tipe non gravitasi. Namun konstruksi tersebut mengalami longsor saat terjadi banjir, sehingga penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui jenis konstruksi penahan tanah yang dapat digunakan, serta stabilitas masing – masing jenis konstruksi penahan tanah. Analisis dilakukan pada potongan dengan kode P.07 menggunakan data tanah berupa hasil bor dengan kode BH-24, dan data laboratorium hasil pengujian dari bor tersebut pada tiga kedalaman sampel yang berbeda. Analisis menggunakan metode Load Resistance Factor Design dengan bantuan software GEO5.&nbsp; Hasil analisis pada semua kombinasi beban menunjukkan jenis dinding penahan tanah tipe semi gravitasi kantilever tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi stabilitas geser, eksentrisitas dan daya dukung pada semua kombinasi beban. Untuk jenis non gravitasi kantilever tidak memenuhi terhadap kombinasi Layan 1 dikarenakan nilai perpindahan horizontal yang besar, sehingga digunakan perkuatan angkur. Pada kombinasi Kuat 1 dengan angkur, memberikan hasil kedalaman penetrasi sebesar 18.4 meter dengan angkur dipasang pada kedalaman 2.5 meter dari permukaan, dan perpindahan horizontal sebesar 2.7 centimeter</p> Furqaan Harjanto, Agus Darmawan Adi, Hary Christady Hardiyatmo Copyright (c) 2024 Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3748 Mon, 22 Jul 2024 00:00:00 +0700 PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MUTU SEDANG 21 MPA BERDASARKAN 03 2834:2000,SNI 7656:2012 DAN AHSP 2023 https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3797 <p>Desain campuran beton di Indonesia mengacu pada standar nasional yang telah mengalami perubahan, dari 03 2834:2000, SNI 7656-2012, hingga AHSP 2023. Penelitian ini bertujuan membandingkan<em> efisiensi</em> dan mutu beton yang dihasilkan dari ketiga standar tersebut. Beton, sebagai material konstruksi utama, memiliki kualitas yang bergantung pada komposisi campurannya. Ketiga standar ini mengatur proporsi campuran beton dengan pendekatan berbeda, yang dapat mempengaruhi jumlah semen dan kuat tekan. Menggunakan metode eksperimen komparatif, penelitian ini membuat sampel beton <em>silinder</em> berdasarkan ketiga standar, kemudian menguji dan membandingkan hasilnya, terutama dalam hal kuat tekan beton. Hasil pengujian pada umur 28 hari menunjukkan bahwa 03 2834:2000 menghasilkan kuat tekan tertinggi (27,956 MPa), SNI 7656-2012 menunjukkan konsistensi terbaik dengan kuat tekan 27,552 MPa dan <em>deviasi </em>standar terendah (2,93%), sementara AHSP 2023 menghasilkan kuat tekan yang lebih rendah namun paling mendekati target 21 MPa (24,590 MPa). Ketiga metode mencapai kuat tekan di atas 21 MPa pada umur 28 hari, memenuhi syarat mutu beton sedang dengan masing-masing keunggulan berbeda</p> Hindira Maharani Wardatus solimah, Dadang Dwi Pranowo, Catur Bejo Santoso, M. Shofiul Amin, Mohamad Galuh Khomari Copyright (c) 2024 Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3797 Mon, 22 Jul 2024 00:00:00 +0700 PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP CAMPURAN BETON MEMADAT SENDIRI (SELF COMPACTING CONCRETE) MUTU TINGGI https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3835 <p><em>Self Compacting Concrete</em> (SCC) adalah jenis beton yang memiliki kemampuan untuk mengalir dan memadat sendiri tanpa menggunakan bantuan <em>vibrator.</em> Beton SCC memerlukan pengaturan agregat, proporsi agregat, dan zat <em>admixture</em> <em>superplastiziser</em> agar didapatkan kekentalan yang sesuai tanpa menggunakan bantuan <em>vibrator</em>. Pada kebanyakan kasus bahan pokok campuran beton meliputi agregat kasar, agregat halus, semen, dan air. Namun, dalam beberapa situasi tertentu, sifat campuran beton dapat dipengaruhi oleh <em>admixture </em>dan bahan tambah lainnya, seperti <em>superplasticizer </em>dan bahan tambah lainnya <em>silica fume.</em> Dalam penelitian ini, <em>silica fume</em> digunakan sebagai bahan tambah pada beton SCC yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kuat tekan <em>silica fume</em> terhadap campuran beton SCC. Penelitian ini dilakukan dengan menambah <em>silica fume </em>dengan persentase 0%, 5%, dan 10% dari berat semen serta <em>superplasticizer </em>dengan persentase 0.5% dari berat semen. Metode rancangan campuran menggunakan metode ACI (<em>American Concrete Institute</em>) dengan kuat tekan rencana 41 MPa diuji kuat tekan pada umur 7, 14, dan 28 hari. Hasil menunjukkan bahwa kuat tekan dengan variasi beton normal&nbsp; memiliki kuat tekan rata – rata 39.90 MPa pada umur 28 hari. Tetapi, nilai kuat tekan dengan variasi <em>silica fume </em>5% mengalami penurunan yang signifikan mencapai 30,72 MPa pada umur 28 hari. Nilai kuat tekan dengan variasi <em>silica fume </em>10% lebih tinggi dibandingkan dengan variasi sebelumnya, rata – rata 36,185 MPa. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan <em>silica fume </em>terhadap beton <em>Self Compacting Concrete </em>dapat menyebabkan nilai kuat tekan beton menurun.</p> Nadya Putri Astika Ningrum Sundariyati, Dadang Dwi Pranowo, Wahyu Naris Wari, Ahmad Utanaka, Mohammad Galuh Khomari Copyright (c) 2024 Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3835 Mon, 22 Jul 2024 00:00:00 +0700 ANALISIS KESELAMATAN JALAN DENGAN PENDEKATAN AUDIT KESELAMATAN JALAN PADA JALAN LOKAL DI KOTA TEGAL https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3845 <p><em>Jalan Sultan Hasanudin – KH. Abdul Ghoni, which is located in Tegal City, Central Java, is a road with a secondary local function which is an alternative way to get to primary roads. By being an alternative road, this road section must meet adequate road safety standards. To improve traffic safety, it is necessary to carry out a road safety audit. This research aims to see the level of road safety in Tegal City, specifically on the Jalan Sultan Hasanudin - Jalan KH section. Abdul Ghoni. The method used in this research is descriptive quantitative obtained from the Hawkeye survey and processed using the Hawkeye processing toolkit software to analyze the data. The research results show that the Sultan Hasanudin – KH. Abdul Ghoni, in the aspect of road equipment facilities, there are 7 road equipment facilities in a damaged condition, in the aspect of the level of road unevenness in the medium category it has a percentage of 45% of the total length of the section, and for the aspect of the transverse slope on the Jl. Sultan Hasanuddin – KH. Abdul Ghoni has not met the standard for the transverse slope of asphalt pavement. Improved safety on the Jl. Sultan Hasanudin carried out further handling and improvements to road equipment and road pavement facilities, so that the Jl. Sultan Hasanuddin – KH. Abdul Ghoni does not have the potential to cause traffic accidents due to deficiencies in road infrastructure or dangerous road conditions.</em></p> Bani Irsyad, Raudina Rilawani Putri, Suprapto Hadi, Salsabilla Varadinta, Muhammad Rifqi Nazzaya Copyright (c) 2024 Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3845 Mon, 22 Jul 2024 00:00:00 +0700 ANALISIS GEOTEKNIK DAN KESTABILAN LERENG TOWER SUTT PT. PLN (Studi kasus: TW. 203 Pembangunan T/L 150 KV GI KAMBANG – GI TAPAN) https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3847 <p><em>Slope instability is caused by several lithological and structural factors, slope geometry, relative relief, ground water, as well as changes in use and land cover. Mountainous areas, development and expansion of infrastructure networks can inadvertently cause natural slope shifts, thereby negatively impacting the stability of the excavated slope. Analysis of the geotechnical properties of soil and rock is important for understanding and predicting the possibility of landslides at certain locations. Geotechnical analysis is needed to carry out slope stability analysis which is carried out using GEO5 software. Construction of T/L 150 KV GI Kambang – GI Tapan, Tower TW. 203 with a tower structure at the top of the slope. Based on these conditions, a comprehensive study is needed to analyze the stability of natural slopes due to tower loads. Soil Type, Parameters c' and ?' (Drained), Parameters Cu and ? (Undrained) and soil properties index are based on CPT test results. The Bishop, Spencer, Janbu and Morgenstern-Price methods on natural slopes, tower loads, Natural with Tower+Pile Loads, Natural Slopes with Tower+Pile Loads, Earthquake Loads produce a safe condition against failure in Short-Term (Construction) and Long-Term conditions. Term (Operational). Analysis of the Fellenius method on natural slopes and tower loads in Short-Term (Construction) and Long-Term (Operational) conditions shows unsafe conditions. The safety factors resulting from the Bishop, Spencer, Janbu and Morgenstern-Price methods do not show significant differences in values.</em></p> Kukuh Kurniawan Dwi Sungkono, Reki Arbianto, Made Eka Prayuda Pande, Gunarso Gunarso Copyright (c) 2024 Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur https://ejournal.utp.ac.id./index.php/JTSA/article/view/3847 Mon, 22 Jul 2024 00:00:00 +0700