ANALISIS FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERKEMBANGAN USAHA YANG DILAKUKAN PENGURUS DAN SANTRI DI PONDOK YATIM YAYASAN AMAL BAKTI SUDJONO & TARUNO DESA JETIS KECAMATAN BAKI SUKOHARJO
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung wirausaha di pondok yatim Yayasan Amal Bakti “Sudjono & Taruno” di Desa Jetis Kecamatan Baki, Kabuaten Sukoharjo.
Desain peneitian ini mengarah pada desain studi kasus. Metode penelitian lebih pada metode penelitian kualitiatif. Uapaya pengambilan data digunakan dengan metode Angket, Observasi dan wawancara. Analisis pembahasan digunakan secara deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif, yakni dengan cara mengumpulkan data, menganalisis data, menyajikan data dan memberikan penjelasan kesimpulan dengan baik.
Terdapat beberapa usaha yang dijalankan sejak tahun 2010 hingga saat ini, dimana beberapa usaha tidak dapat dilanjutkan. Beberapa usaha yang tidak dapat dilanjutkan, antara lain ; Usaha perikanan (pembibitan lele dumbo, ikan mas, ikan nila dan ikan koi. Usaha pembuatan pot bunga, usaha pembuatan kandang jangkrik, usaha cucian mobil dan motor, usaha membuka warung makan. Faktor penghambat, antara lain; kurangnya tenaga yang fokus mengelola usaha, usaha dilakukan sambilan bersekolah, kurangnya modal, dan kurangnya modal.
Beberapa usaha yang masih berjalan hingga saat ini, antara lain; Pengembangan Outbond muslim, Produk jamu instan dan Jual beli tanaman hias. Adapun faktor pendorong usaha ini antara lain. 1. Pengembagan outbond muslim. A. Lahan yang luas. Usaha ini dilakukan didalam pondok karena pondok memiliki lahan yang luas sekitar 5000 m. Sehigga dapat dibuat banyak permainan dan tantangan diatas kolam. B. Selain itu, baik pengurus maupun para santri dapat ikut membimbing outbond, di pagi hari apalgi di hari libur. Biasanya pelaksanaan outbond ilakukan jam 7.30 – 10. Terdapat sebagian anak-anak pondok yang masuk sekolahnya dimulai dari jamm 11 siang dan pulang sore hari. C. Sangat diminati anak-anak TK, SD maupun TPA dari berbagai sekolah, karena biaya masuk yang relatif murah, yakni Rp 15.000 per anak. Padahal terdapat sekitar 30 permainan dan ada kolam renang. D. Seringkali ada tambahan permainan yang menarik untuk anak, diantaranya, belajar menanam didalam pot kecil, dimana pot dan tanaman dibawa pulang. Lomba menangkap ikan, dimana ikan yang ditangkap bisa dibawa pulang. Ada juga tambahan latihan manasik haji bagi anak-anak.
- Usaha Produk jamu instan. A. Jamu ini dibuat dalam rangka meningatkan imunitas tubuh, yang pada saat itu sedang marak berjangkit corona. Selain itu, jamu ini ternyata banyak memberikan dampak kesehatan, terutama bagi orang-orang tua. Poduk jamu instan inipun bisa tahan lam, bisa mencapai 6 – 10 bulan didalam botol tertutup, sebab jamu ini kering. 3. Usaha jual beli tanaman hias. Usaha ini dapat berjalan, karena pondok memiiki lahan usaha cukup luas hingga 3000 m2 terletak dpinggir jalan kecamatan. Modal awal usaha ini dibantu oleh departemen sosial sebanyak Rp 50 juta. Saat ini berkembang baik, karena ada pengusah tanaman hias yang menitipkan bunga-bunga dalam jumlah besar, dimana para santri yang menjualkan. Keuntungan darihasil penjualan bisa diberikan pada pondok sebesar 50 % dari untung penjualan. Pemilik bunga pun merasa senang, karena lahan tidak menyewa.
Kata kunci: Faktor pendukung dan penghambat usaha